Rabu, 09 Desember 2009

UNTUK SEORANG KEKASIH


Burung-burung terbang ke angkasa

Meninggalkan tarian perih para pencinta

Mungkin tak seputih merpati

Tetapi awan tipis di atas sana terus berlari

Seakan membawa keping hati yang terluka

Setelah perjumpaan berakhir tragis

Pada saat bunga-bunga mekar

Ia tak lagi ada disini

....................................................

Burung-burung terbang ke angkasa

Mengepakkan sayap gontai

Nyanyiannya terhenti saat penembak jitu datang mendekat

Lalu ada hati terluka

Karena peluru tajam menembus jiwa

Kepada siapa aku mengadu

Sementara kejujuran pada teman hidup justru jadi bumerang

....................................................

Burung-burung masih terbang, semakin tinggi

Aku hanya mampu menatapnya pergi

Dengan sekeping hati terluka

Walau tak ada air mata, tangisan ini laksana nyanyian malam tak berkesudahan

Walau fajar pasti datang

Tetapi matahari tak lagi cerah

Setelah kabar duka sang pangeran terdengar di seberang sana

....................................................

Kekasih yang tak tersentuh jari

Masih adakah harapan burung-burung itu terbang merendah

Menyapaku kembali dengan segala ceritanya

Suka dan duka

Tangis dan bahagia

....................................................

Kekasih yang tak tersentuh jemari

Kabarkan padanya ada hati menanti

Ada jiwa merindu

Setelah perjumpaan yang membangkitkan kenangan

Atas perjanjian suci dua hati yang pernah terhenti

Pada saat mata tak jernih memandang keindahan

....................................................

Kekasih yang tak terjamah birahi

Keindahan bukanlah kesenangan lahiri

Tetapi pertautan batin yang saling mengerti

Yakinlah semua akan menjemputmu

Dengan segenap cinta

Dengan segenap rindu

....................................................

Salatiga,

menjelang tengah malam,

setelah lampu-lampu dipadamkan,

7 Desember 2004

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda